Lagi-lagi kelompok mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) terus berkembang berupaya menjawab tantangan zaman dan menawarkan inovasi cemerlang setiap tahunnya. Salah satunya tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang beranggotakan 5 orang dan diketuai oleh Amalia Rahmadani mahasiswi S-1 Pendidikan IPA berhasil membuat inovasi pada buku pendamping pembelajaran. Inovasi tersebut diwujudkan sebagai bentuk media pembelajaran yang berbasis teknologi augmented reality yang dipadukan menjadi satu dengan aksesori herbarium pada modul pembelajaran untuk siswa SMP kelas VIII. Ide ini muncul karena jiwa literasi anak-anak milenial yang menurun dan lebih suka bermain gawai. Pada akhirnya, muncul sebuah gagasan untuk mengemas gawai tersebut menjadi media pembelajaran yang menarik bagi siswa. Gagasan ini juga muncul bertahap dan melalui proses yang cukup panjang sejak bulan Juli 2018 lalu.

Amalia Rahmadani, ketua tim pembuatan karya ini menyampaikan, bahwa karya yang dibuatnya ini baru pertama kali digunakan di Indonesia. Maka dari itu, tidak sedikit siswa-siswa SMP yang menyukai konten buku ini karena dipadukan dengan teknologi terbaru pada gawai milik siswa. “Buku ini kami desain semenarik mungkin dan sesuai dengan kebutuhan siswa pada hari ini. Materi yang kami pilih juga sesuai dengan kurikulum yang digunakan siswa yakni membahas tentang struktur dan jaringan tumbuhan untuk siswa SMP kelas VIII,” ungkap Ketua Tim CHEt(AR) tersebut. Selain keunggulan-keunggulan produk yang telah diutarakan di atas, ternyata teknologi augmented reality di Indonesia ini baru digunakan untuk buku cerita, novel, fiksi, dongeng, dan buku-buku bergenre fiksi. CHEt(AR) adalah produk pertama kali dalam konten buku pendamping pembelajaran siswa yang memanfaatkan teknologi augmented reality.

“Berdasarkan wawancara dengan Halimah, salah satu siswi kelas VIII SMPN 2 Sumberasih Kabupaten Probolinggo, dia mengungkapkan bahwa pembelajarannya selama ini hanya menggunakan buku pelajaran yang konvensional. Lebih banyak teks bacaannya jadi membosankan. Halimah juga menambahkan bahwa buku ini sangat menarik. Harusnya kalau buku pembelajaran di sekolah seperti ini semua aku jadi semangat belajar karena ketika kamera handphone diarahkan ke buku jadi keluar gambar-gambarnya, kan seru,” terang Amalia, usai berbincang-bincang dengan salah satu siswa di SMPN 2 Sumberasih.

Permasalahan-permasalahan seperti yang telah disebutkan di atas akhirnya menjadi peluang dan bisa dimanfaatkan oleh sekelompok mahasiswa dalam berwirausaha menciptakan karya berupa produk buku CHEt(AR) untuk siswa SMP Kelas VIII. “Dalam menunjang keberhasilan pemasaran produk, kami melakukannya dengan 2 sistem penjualan, yakni sistem daring dan luring. Untuk sistem daring kami sudah menyiapkan laman penjualannya dan bisa dikunjungi pada laman www.chetar.id, media sosial instagram @chetar_, twitter @chetar_. Untuk penjualan luring kami melayani sistem Cash On Delivery (COD) sekitar Kota Malang,” jelas Safira, Marketing Manager CHEt(AR).

Penulis: Dinas Iriandana