Pembawa angin segar dalam dunia pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia, tim mahasiswa UM hadir dengan buku Lala & Lilo. Lala & Lilo ialah buku cerita bergambar dengan berbagai seri yang disiapkan untuk anak usia dini. Buku cerita ini memiliki aplikasi audio yang berfungsi untuk membunyikan narasi di setiap lembarnya. Tokoh utama yang bernama bernama Lala dan Lilo digambarkan sebagai saudara kembar yang memiliki watak dan karakter antimainstream. Lala adalah gadis kecil yang enerjik, pemberani, penuh emosi, dan kadang ceroboh. Sedangkan Lilo adalah anak lelaki yang baik hati, penyayang, dan lembut.

Di balik project pembuatan buku Lala & Lilo ini terdapat misi besar yang diusung para kreatornya. Alif Hanifatur Rosyidah (FS) bersama empat orang rekannya, Hafizah Islami Rahmadina (FE), Nilna Almunaa Brilliarahma Hermanto (FS), Rifki Fajar Fitrianto (FT), dan Indra Nurdien Hakim (FT), membuat buku ini dengan tujuan untuk berkontribusi menjawab tantangan bonus demografi 2030. Saat masa itu tiba, anak bangsa akan sangat dibutuhkan di negara-negara maju yang tidak mengalami bonus demografi sama sekali. Penguasaan bahasa Inggris tentu menjadi hal yang sangat penting bagi mereka. Oleh karena itu, buku Lala & Lilo diharapkan dapat membantu mereka mempersiapkan diri sejak dini.

Di dalam buku Lala & Lilo, anak-anak dapat mempelajari bahasa Inggris dengan cara yang menyenangkan. “Anak-anak usia prasekolah akan belajar listening dengan cara optimal. Dengan adanya paparan audio, mereka dapat mengetahui pelafalan, intonasi, serta penekanan yang benar,” tutur Alif saat diwawancarai beberapa waktu lalu.

Metode yang mereka gunakan adalah metode Whole Language Approach (WHOLA). Dengan metode tersebut, anakanak akan belajar Bahasa Inggris mulai dari teks utuh secara kontekstual, lalu ke tahap kompleks seperti vocabulary, grammar, dan lain-lain. Metode ini akan memberikan pemahaman holistik yang akan mempermudah anak dalam memahami bahasa Inggris secara riil. Selain listening, kemampuan writing, vocabulary, reading, dan speaking, juga tercakup di dalamnya.

Alif dan timnya sengaja memilih target anak prasekolah hingga SD karena pada usia itulah anak-anak berada pada usia emas (golden age). Otak anak masih sangat fresh, sehingga mudah untuk dapat mengaktifkan salah satu bagian otak yang bernama perangkat akuisisi bahasa (language acquisition device). Tak disangka, Lala & Lilo juga membuat Alif dan kawan-kawan berhasil mengalungi medali emas dalam kompetisi Pekan Ilmiah Mahasiswa (Pimnas) ke-32 di Bali. Kehadiran buku Lala & Lilo ini tidak terlepas dari bimbingan dosen Sastra Inggris, Hasti Rahmaningtyas, M.A. yang setia membimbing mereka. Tim Lala & Lilo berharap anakanak Indonesia dapat memanfaatkan masa emasnya untuk bisa mempelajari bahasa dengan sungguh-sungguh, terutama bahasa Inggris. Mereka bercita-cita, anak Indonesia memiliki kemampuan bahasa Inggris yang bagus, berkembang dengan dengan baik. dan tidak ada lagi rata-rata nilai rendah untuk pelajaran bahasa Inggris. “Negara kita adalah negara yang besar. Kita harus memanfaatkan semua yang ada, termasuk sumber daya manusianya”, tutup Alif. Nilam Bersama Lala & Lilo M