Banyaknya kasus kecelakaan mobil di Indonesia didominasi sebab pengendara yang belum memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM). Fakta tersebut sukses membuat resah empat mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) yang tergabung dalam tim AE, yakni Diani Feralia Rahmadani (Pendidikan Biologi), Fikri Syahir Robi (Biologi), Rizky Kristyanto (Teknik Mesin), Fauzi Andi Finzaqi (Teknik Elektro). Lewat keresahannya, mereka berhasil mengharumkan nama UM dalam Young Scientist International Seminar & Expo Unit Kegiatan Mahasiswa Riset dan Karya Ilmiah Mahasiswa Universitas Brawijaya (UKM RKIM UB). Bersaing dengan tim dari berbagai negara meliputi Malaysia, Palestina, Sudan, Takijistan, dan perguruan tinggi lain di Indonesia seperti Universitas Brawijaya (UB), Universitas Indonesia (UI), Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Universitas Islam Indonesia (UII). Tim AE berhasil membawa pulang gold medal dan best poster sekaligus. Dalam ajang pameran internasional yang diselenggarakan di Gedung Widyaloka Universitas Brawijaya (25/06) tersebut, AE mengusung sebuah alat bernama Scarsaring (Smart Card Safety Riding), Vehicle Safety System in Car Using RFID yang berguna untuk menyeleksi pengemudi yang memiliki lisensi dan tidak berlisensi.
“Hanya pengemudi mobil yang berlisensi atau yang telah memiliki SIM saja yang bisa menaiki mobil tersebut,” ungkap Diani. Sehingga, Scarsaring dapat mencegah terjadinya kecelakaan dan pengemudi mobil di bawah umur yang belum memiliki SIM mengendarai mobil. Lebih lanjut, mahasiswa Pendidikan Biologi tersebut menjelaskan, alur kerja Scarsaring yakni ketika pengemudi menyalakan mesin mobil, pengemudi terlebih dahulu diwajibkan untuk memindai kartu SIM yang sudah terdapat chip RFID. Kemudian, kartu SIM dibaca oleh RFID reader. Setelah itu, Identitas SIM akan diproses oleh Arduino ke database untuk pencocokan identitas SIM yang sudah terdaftar pada database kepolisian. Ketika pengemudi memindai SIM pada RFID reader dan identitas pengguna sesuai dengan database, maka display akan menampilkan notifikasi terferivikasi dan relay akan aktif menyuplai listrik ke mesin sehingga mesin bekerja seperti biasa. Sebaliknya, jika identitas pengemudi tidak sesuai dengan database atau tidak ada identitas pengemudi, maka display akan menampilkan notifikasi bahaya dan relay akan mati sehingga tidak menyuplai listrik ke mesin. Hal ini berakibat mesin tidak dapat bekerja dan buzzer akan menyala sebagai peringatan.
Pembuatan Scarsaring diperlukan ketelitian yang amat tinggi. Diani mengaku, apabila terdapat salah satu kesalahan dalam memasukkan kabel ke rangkaian maka dapat mengakibatkan konsleting. Berkat inovasi tersebut, tim AE berhasil memikat dewan juri dengan capaian medali emas Best Innovation kategori Public Policy. Sementara pada penilaian poster, AE berhasil menggondol best poster melalui penilaian peserta (60%) dan like instagram (40%). Dikatakan Diani, nama AE dipakai dikarenakan semua anggota tim berasal dari Madiun. Daerah yang terkenal dengan makanan khas bremnya itu notabene berplat AE. Diani mengaku senang dapat bertemu dengan banyak ‘saudara’ baru dari universitas ternama dan berbagi seputar inovasi terkini.
“Alhamdulillah, kami bersyukur sekali dan senang karena bisa membawa Universitas Negeri Malang bersaing dengan universitas-universitas bergengsi lainnya,” ucapnya bersyukur. “Dan event ini menjadi pijakan untuk terus berkarya di ajang-ajang invention selanjutnya,” tutup Diani. Diah