oleh: Khusnul Khotimah

Dengan bahasa langit

Kuterjemahkan lukamu

Tapi, mata penaku berkedip

Ketika menuliskan perihnya

            Dengan cawan di tangan kiri

            Dan tinta di tangan kanan

            Seakan eskulapus memandang Venus

            Yang telanjang di bawah bintang

Tak ada lagi hari yang tersisa

Semua mencari serpihan sisa-sisa abu

Yang terkubur bersama larut waktu

Bagaikan angin, ia lewat sia-sia

            Hingga semesta pun turut mengheningkan cipta

            Sungguh,

lukamu abadi

Kataku.

Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Sejarah dan Juara Harapan 3 Penulisan Puisi Majalah Komunikasi