M engusung tema “Culture Shock”, Himpunan Mahasiswa Jurusan Seni (HMJ Sedesa) Universitas Negeri Malang (UM) menggelar pameran bertajuk November Art atau Novart 2019. Pameran tersebut digelar di Gedung Sasana Krida UM selama tiga hari (5-7/11). Nisrina Habibah selaku tim laboratorium kuratorial Novart 2019 memilih tema “Mbeledozz” dengan membahas isu culture shock. Menurutnya, adanya perubahan budaya secara global membuat manusia harus pandai menyesuaikan diri. “Tak jarang ada kekagetan ketika berada di lingkungan baru,” tegasnya.

Novart merupakan acara dua tahunan yang digelar jika akhir kepengurusan HMJ Sedesa berada di tahun ganjil. Namun, jika kepengurusan HMJ Sedesa berakhir di tahun genap, akan ditutup dengan pesta seni. Novart digadang seabgai acara yang lebih besar daripada pesta seni karena keempat prodi di Jurusan Sedesa turut serta di dalamnya. Membuka wacana seni rupa kontemporer di malang menjadi tujuan diselenggarakannya Novart. Tidak hanya memamerkan lukisan, instalasi perform art juga disajikan di Novart.

Secara lebih spesifik, Novart memamerkan karya dari tiga golongan, yakni dari submission artists, commision artists, dan incubation artists. Karya submission artists merupakan hasil open submission yang dibuka untuk umum satu bulan sebelum pelaksanaan. Panitia juga mengundang Walf dan Mas Tuyul karena karya-karya mereka mewakili wacana yang diusung Novart, ada juga Aswot dan Trifoid, karya mahasiswa Sedesa angkatan 2017 dan 2018 yang masuk dalam commision artists. Sedangkan karya kategori incubation artists merupakan kolaborasi karya mahasiswa non-Sedesa, seperti pertunjukan demo masak dari mahasiswa Jurusan Tata Boga yang berjudul Rancak Bana. Jurusan Sejarah, Sastra Inggris, dan jurusan lain juga ikut berpartisipasi dalam Novart.

Pameran Novart dibuka mulai jam 10 pagi hingga 9 malam. Harga tiket pada hari pertama dan kedua sebesar Rp10.000,- sedangkan untuk hari ketiga atau terkahir Rp25.000,-. “Adanya tiketing ini merupakan suatu apresiasi dari pengunjung terhadap karya-karya yang disuguhkan oleh para seniman yang berpartisipasi dalam acara Novart ini. dengan adanya tiketing juga memperkenalkan kepada masyarakat umum mengenai ekonomi kreatif saat ini,” ujar Reza selaku koordinator acara.

Di puncak acara Novart, pengunjung disuguhi berbagai hiburan, seperti perform art dan para guest star. Ada Balebestari, Angkasara, Hutan Hujan, Remissa, dan Rubah di Selatan. Di hari terakhir tersebut ada juga pembagian hadiah untuk para pemenang lomba War On Wall atau grafiti. “Sasaran Novart saat ini hanya untuk mahasiswa ke mahasiswa,“ tutur Reza. Namun, kesuksesan Novart terlihat dari antusias penonton yang tidak hanya berasal dari mahasiswa, anak-anak SMA pun terlihat menikmati rangkaian acaranya. Lebih lanjut, panitia berharap agar masyarakat umum dan generasi muda, khususnya yang ada di Malang dapat mengetahui ekonomi kreatif yang sedang gencar-gencarnya di Indonesia melalui ekosistem seni dan desain yang diciptakan dalam pameran tersebut. Oleh karena itu, Novart diadakan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait seni, serta untuk mengenalkan pada mereka bahwa seni tidak hanya lukisan atau tarian. Banyak ragam seni yang bisa mereka lihat dalam Novart. Nurul