Sebanyak 24 tim dari seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia bersaing dalam ajang Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) XV yang berlangsung selama empat hari (7-10/11). Kompetisi tahunan yang digagas oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan ini menjadi salah satu kesempatan bagi mahasiswa di Indonesia, khususnya Jurusan Teknik Sipil untuk meningkatkan kompetensi dan menunjukkan kemampuan terkait pembangunan jembatan di Indonesia. Tahun ini KJI diselenggarakan di Politeknik Negeri Jakarta.

Universitas Negeri Malang (UM) mengirimkan dua tim terbaiknya yang terpilih sebagai finalis. Tim Arkadiko yang diambil dari nama jembatan tertua di dunia dan Tim Bramanta yang memiliki arti petualangan. Ahmad Widia Pranoto, anggota Tim Arkadiko menuturkan bahwa Teknik Sipil UM awalnya mengirimkan delapan proposal, tetapi yang lolos sebagai finalis hanya dua tim tersebut. Pada kompetisi tersebut terdapat tiga kategori yang dikompetisikan, yaitu kategori Jembatan Model Pelengkung, Jembatan Cable Stayed, dan kategori Jembatan Rangka Baja Berskala Jalan Raya. Kedua tim yang mewakili UM lolos dalam kategori yang berbeda, yaitu kategori Jembatan Model Pelengkung yang diwakili oleh Tim Arkadiko dan kategori Jembatan Rangka Baja Berskala yang diwakili oleh Tim Bramanta.

Tak hanya mewakili UM, kedua tim tersebut berhasil membawa pulang tropi kemenangan dari masing-masing kategori. Tim Arkadiko dengan anggota Ahmad Widia Pranoto dan Sanjaya Silvia berhasil memperoleh juara Harapan 1 pada kategori yang diikuti, sedangkan Tim Bramanta dengan anggota Riko Ade Sanjaya, Devy Rachmawati, Fery Samsul Saputro, dan Defa Gilang R. memperoleh juara pada empat kategori penilaian sekaligus, yakni Jembatan Terkokoh, Jembatan Terindah, K3 Terbaik, serta Implementasi Terbaik.

Kompetisi yang berlangsung selama empat hari tersebut dimulai dengan presentasi yang dilanjutkan dengan perakitan jembatan. Kegiatan perakitan terbagi menjadi dua hari, bergantung pada kategori yang diikuti. Tidak hanya merasakan semangat berkompetisi, mereka juga mendapatkan banyak pengalaman berharga. “Kami mendapat pengalaman pengalaman bekerja dengan tekanan yang tinggi saat berlomba, bertemu dengan para juri yang ahli dalam bidang teknik sipil, dan bertemu teman-teman baru dari Jurusan Teknik Sipil seluruh Indonesia,” ujar anggota Tim Arkadiko tersebut.

Selain pengalaman kesuksesan yang diraih tim tentu lahir dari kerja keras anggota yang mengikuti proses latihan selama lima minggu di Laboratorium Uji Bahan, Gedung D9 UM. Didukung pula dengan peralatan yang memadai dan dapat digunakan secara maksimal sehingga mampu menunjang proses pelatihan. Adipra mengungkapkan bahwa kompetisi tersebut sangat berkesan bagi mahasiswa Teknik Sipil dikarenakan lomba tersebut merupakan salah satu lomba dari 22 lomba yang diadakan oleh Kemenristekdikti. Kompetisi ini memberikan wawasan dan memperluas jaringan pertemanan. “Semoga tahun depan UM bisa lolos dalam semua kategori dan bisa memperbaiki hasil yang sudah didapat saat ini,” harap mahasiswa yang akrab dipanggil Adipra tersebut. Rosa