by nida | Jul 10, 2018 | rancak budaya
oleh Nurlindasari asim, lelaki bujang itu menatap nanar hujan turun pertama kali di Desa Kemuning. Membuat basah tanah, gubuk kecilnya bocor terkena tampias hujan. Kakinya ditekuk sampai dada dan tangannya mendekap kedua kakinya. Dingin datang perlahan bersama rintik...
by nida | May 25, 2018 | rancak budaya
Ibu Permata Hatiku Karya : Syafira Putri Ramadhani Ibu Disaat aku masih bisa menjamahmu Raga ini selalu membuat hati mu terluka Entah, berapa luka yang aku goreskan Tapi kau tak pernah membalas goresan itu Entah berapa butir air mata yang...
by nida | May 25, 2018 | rancak budaya
oleh Luthfi Nur Kholidiya Kau mestinya terpana. Mekar bunga kamboja yang serentak itu terlalu menawan meski tengah bertugas memayungi pemakaman. Bahkan hingga detik ini aku masih teringat, saat dirimu tertatih-tatih membawakan rantang berisi makan siang untuk...
by nida | Mar 14, 2018 | rancak budaya
Yaa Ukhti.. Salam rinduku padamu untuk yang kesekian kali tak lagi bisa kutepis Kudengar raut mungilmu telah tumbuh amat manis Tapi sayang, hijabmu kau lepas habis Wudhumu kau kikis Gamis kau ganti gaun tipis minimalis Dan aku kau biarkan menangis Sungguh miris....
by nida | Mar 14, 2018 | rancak budaya
oleh : Amalia Safitri Hidayati Lembayung menjalar ke ubun-ubun hingga pijak kakimu Genderang perang masih menggaung, Mencatat setiap koyak menganga Lantas jenderal agung hanyalah rapalan di ingatan Dalam diktat, yang bersisa, melindap, mengendap di tanah kenangan...
by nida | Mar 14, 2018 | rancak budaya
Mega merah mulai menghiasi langit kala itu. Ketika seorang gadis belia berdiri di ambang pintu sambil menatap wajah sendu seorang ibu yang tengah berduka. Dia menekan dada kirinya yang terasa sangat sakit, bagai diimpit bongkahan batu. Di kejauhan, tampak seorang...